Sukses adalah milik Orang "Gila"

February 27, 2011


Orang Sukses adalah “ORANG GILA”
Helmi yahya, si Raja kuis Indonesia mengatakan bahwa orang sukses adalah “orang gila”. Apa maksudnya ?? Lets check it !!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sukses adalah berhasil. Sedangkan “Gila” yang dimaksud adalah keberanian seseorang untuk tampil beda dalam segala usahanya untuk meraih kata sukses.
Butuh bukti?? Simak kisah orang-orang sukses dan “kegilaannya”,
***
Thomas Alfa Edison, Sang penemu lampu
Pada mulanya dianggap bodoh oleh gurunya, sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya. Ibunya memutuskan untuk mengajari sendiri anaknya, karena tak ada sekolah yang mau menerimanya.
Karier penemuannya diawali setelah membaca buku School of Natural Philosophy karya RG Parker (isinya petunjuk praktis untuk melakukan eksperimen di rumah) dan Dictionary Of Science. Ibunya lalu membuatkan sebuah Laboratorium kecil buat dia.
Penemuan terbesarnya adalah Lampu pijar. Namun sebenarnya Thomas Alfa Edison telah menemukan banyak alat dan telah dipatenkan. Penemuan yang dipatenkannya tercatat sebanyak 1.093 buah.
Pada saat menemukan Lampu Pijar ini Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Pada saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab: “SAYA SUKSES, KARENA SAYA TELAH KEHABISAN APA YANG DISEBUT KEGAGALAN”. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab: “DENGAN KEGAGALAN TERSEBUT, SAYA MALAH MENGETAHUI RIBUAN CARA AGAR LAMPU TIDAK MENYALA”. Luar biasa, Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kaca mata yang sangat positif. Kegagalan bukan sebagai kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu tidak menyala.
***
Anne Ahira, Sang Internet Marketer Muda Indonesia
Ketika kecil Anne, dia merasakan pahitnya hidup dalam kemiskinan, dimana di harus menjual pisang goreng ketika bersekolah, dan bila ada sisa akan dia jajakan di sawah kepada para petani. Anne ketika menjajakan pisang sering berbaring di jerami dan menerawang ke langit seolah – olah berdiskusi dengan Tuhan. Saat itu Anne melihat elang yang terbang tinggi, dan kemudian membayangkan dirinya seperti elang yang terbang tinggi mengelilingi dunia.
Setiap kali Anne memiliki mimpi dia selalu mencatatnya dalam kertas. Dan dia melamun melihat dan merasakan seakan – akan telah sampai disana. Dengan kondisi ekonomi yang kurang, ibu anne sering kali frustasi melihat tingkah anaknya, sampa suatu hari ibunya menyeret Anne ke depan cermin dan Anne disuruh berkaca bahwa impiannya tidak mungkin bisa tercapai. Pada kondisi seperti itu kakek Anne berkata bila Anne memiliki cita – cita lebih baik dia berkata kepada yang di atas! “Kalau kamu meminta dengan yang di atas, pasti dikabulkan”, kata kakek Anne.
Suatu hari tiba – tiba ibu Anne mengatakan kepada Anne bahwa bila Anne ingin berkeliling dunia maka dia harus menguasai bahasa Inggris yang baik. Kemudian Anne semakin bersemangat,dan dia mulai berjualan es dan bahkan membantu ayahnya menjadi kernet untuk membayar biaya kursus bahasa Inggrisnya. Setelah lulus SMU Anna memberikan kursus – kursus untuk orang – orang kaya dengan penghasilan 15 juta perbulan. Anne juga mewakili Indonesia berbicara dalam konferensi APEC di Bali, di hadapan para delegasi dari 26 negara. Dan hebatnya lagi penghasilan anak muda ini tidak tanggung –tanggung mencapai 5000US$/ hari.
Namun kemudian Anne mencari sebuah bisnis yang bisa memberikan Passive Income, kemudian dia mencoba bisnis internet marketing di tahun 2001 ketika dia masih sangat awam dengan dunia maya, bahkan belum mengenal apa itu email. Namun karena kegigihannya, di tahun 2003 penghasilan Anna sudah mencapai ratusan ribu dolar. Tapi Anne masih mencari tantangan baru, maka pada pertengahan 2003 sampai akhir 2005 Anne menyusun dan menulis modul untuk membantu masyarakat Indonesia lebih mengenal internet marketing. Sejak saat itulah nama Anne Ahira mulai meningkat dan berdirilah ASIAN BRAIN yang bahkan diminati pihak asing.
***
Andrie Wongso SDTT, Motivator No.1 Indonesia.
adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota malang desember 1954. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. Di usia 22 tahun, Andrie memutuskan berangkat ke Jakarta demi merubah nasib. Namun ada tanya yang menggelayut di dada, dengan apa nasib ini di ubah, bila seusianya, rumah mereka pun selalu sewa dan di dalamnya berisi sebuah sepeda untuk menjajakan kue, bahkan sekedar koran dan dering telpon pun tidak pernah ada di rumah mereka.
Maka lewat perenungan panjang, andrie brangkat ke Jakarta dengan satu tekad yakni siap menghadapi apapun di depan dengan berani dan jujur. Maka dimulailah kerja sebagai salesman produk sabun sampai pelayan toko
Kesukaannya bermain kungfu dari kecil dan kemampuannya bergaul dengan semua kalangan membawanya mendirikan perguruan kungfu “Hap Kun Do” yakni sebuah aliran bela diri yang mengutamakan kekuatan, kecepatan dan fleksibilitas. Dari belajar kungfu inilah yang kemudian membentuk sikap mental positif yaitu disiplin, tanggung jawab, pantang menyerah, ulet, satria dan lainnya. Dari sini pula bakat mengajar dan memotivasi Andrie terasah.
Saat film-film laga dari Taiwan merajai layar lebar perfilman Indonesia, Andrie yang merasa berwajah oke dan memiliki badan atletis, menyimpan hasrat menjadi seorang bintang film laga. Lewat latihan keras, kegagalan, bangkit lagi, semangat lagi dan gigih memperjuangkan tujuan, akhirnya mimpi pun menjadi kenyataan. Surat lamarannya sebagai bintang film di terima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun.
Tahun 1980, untuk pertama kalinya andrie ke luar negeri, pertama kali naik pesawat dan untuk pertama kali pula menghadapi kamera. Hidup serasa berada di awang-awang. Tetapi setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di taiwan, andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya. Sepulangnya ke Indonesia, dia pun memutuskan tidak akan memperpanjang kontraknya. Banyak orang menyatakan Andrie gagal karena tidak ada satu film pun yang diwakilinya sebagai bintang utama! Tetapi Andrie merasa dirinya sukses. Sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan. Keyakinan itu menjadi bekal pemikiran bahwa suatu hari, bila bertemu dengan bisnis yang cocok dengan jiwa dan kemampuannya, dengan semangat juang yang sama, pasti sukses bisa diraih!
Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri), dimulailah bisnis membuat kartu dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari, mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan, yang digandrungi oleh kawula muda seantero Nusantara bahkan hingga ke manca Negara.
Minimnya pendidikan formal yang dipunyai disertai kemajuan usaha yang digeluti, memacu Andrie untuk belajar-belajar- dan belajar. Tiada hari tanpa membaca. Waktu luang pun disibukan dengan mengikuti berbagai seminar dan kursus demi mengasah pengetahuan dan kemampuan diri.
Kemudian deversifikasi perusahaan pun dilakukan, merambah ke bidang holography, perusahaan toys, pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi bidang pendidikan dan kepelatihan, Andrie mendirikan AW motivation training dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi.
***
Purdi E. Chandra, Pendiri Primagama
Pada akhir tahun 1981, dia merasa tidak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Dia nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Kemudian pada tahun 1982 ia mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
Bisnis tersebut ia jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat – hanya 2 orang – sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota di penjuru tanah air, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita–cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu Purdi mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM. Ini merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
“Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahun setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak dan semakin banyak saja. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini. “Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri,” ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. Dan berkat kerja keras selama ini Primagama masih menjadi market leader di bisnis bimbingan belajar dengan lebih dari 700 outlet di seluruh Indonesia.
***
Dari beberapa cerita gila diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk menjadi sukses tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu, proses, semangat dan kegigihan yang luar biasa, dan yang nggak kalah penting, butuh “kegilaan” untuk mewujudkannya.
So, if you wanna be success, do your own crazy efforts now !! Baca Lengkap
 

Copyright © 2009 Grunge Girl Infinityskins